Monday, 6 February 2017

PENDEKATAN, METODE DAN TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I
PENDAHULUAN
PENDEKATAN, METODE DAN TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING

A.    LATAR BELAKANG
Setiap manusia pastinya tidak akan lepas dari sebuah permasalahan yang mungkin dapat diatasi ataupun yang sulit diatasi. Pada umumnya, alternatif yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah permaslahan dengan membicarakannya dengan keluarga, guru, teman, dan ahli agama. Namun tidak semua orang dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Berdasarkan kondisi tersebut konseling merupakan pilihan yang efektif untuk mengatasi masalah individu tersebut. Pada proses konseling , konselor mendengarkan konseli serta bekerja sama dengan konseli untuk menemukan alternatif yang terbaik untuk memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi konseli. Pada proses tersebutlah konselor harus bisa menggunakan pendekatan, metode dan teknik yang tepat terhadap konseli, sehingga bisa mengetahui akar permasalahan dan dapat menyelesaikan permasalahan konseli tersebut dengan cepat dan tepat dan tanpa menemui hambatan yang begitu berarti.
Konseling merupakan proses bantuan untuk mengentaskan masalah yang terbangun dalam suatu hubungan tatap muka antara dua orang individu (klien yang mengahadapi masalah dengan konselor yang memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan). Bantuan dimaksud diarahkan agar klien mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu tumbuh kembang ke arah yang dipilihnya, sehingga klien mampu mengembangkan dirinya ke arah peningkatan kualitas kehidupan sehari-hari yang efektif (effective daily living). Hubungan dalam proses konseling terjadi dalam suasana profesional dengan menyediakan kondisi yang kondusif bagi perubahan dan pengembangan diri klien.
Oleh karena itu pemakalah, dalam makalah ini akan berusaha mengemukakan tentang berbagai macam pendekatan, metode dan teknik di dalam bimbingan dan konseling.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian pendekatan, metode, teknik dalam BK??
2.      Apa saja macam-macam pendekatan, metode, teknik dalam BK?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian pendekatan, metode, dan teknik dalam bimbingan dan konseling
2.      Untuk mengetahuimacam-macam pendekatan, metode, dan teknik dalam bimbingan dan konseling.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendekatan dan Macam-macam Pendekatan dalam Bimbingan dan Konseling.
1.      Pengertian Pendekatan
Pendekatan terdiri dari kata dasar dekat yang berarti hal, usaha atau perbuatan mendekati atau mendekatkan.1 Jadi pendekatan bimbingan dan konseling adalah suatu usaha yang dilakukan oleh konselor untuk mendekati kliennya sehingga klien mau menceritakan masalahnya.
2.      Macam-macam Pendekatan dalam Bimbingan dan Konseling
a.       Pendekatan dalam Bimbingan dan Konseling
Dalam melaksanakan kegiatan Bimbingan dan Konseling ada beberapa
pendekatan, antara lain : 2
1)      Pendekatan Non Ilmiah (Non Scientific Approach)
Pendekatan Non Ilmiah ini tidak didasarkan atas hal-hal yang obyektif, nyata, dan tidak dapat diuji oleh pihak lain.
2)      Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)
      Pendekatan ini berdasar atas hasil wawancara, hasil penelitian prestasi belajar, hasil tes, dsb. Jadi, pendekatan ini berdasarkan atas hal-hal yang objektif, tidak spekulatif, orang lain dapat mengeceknya. Sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

B.     Pengertian Metode dan Macam-macam Metode dalam bimbingan dan konseling
1.      Pengertian Metode
              Kata metode berasal dari kata meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan, jadi metode secara harfiah, adalah “jalan yang harus dilalui” untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian sesungguhnya dari metode adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik sarana berupa fisik seperti alat peraga, administrasi, dan pergedungan dimana proses kegiatan bimbingan dan konseling berlangsung dan bahkan pelaksana metode seperti pembimbing sendiri termasuk metode juga dan sarana non-fisik seperti kurukulum, contoh, teladan, sikap dan pandangan pelaksana metode, lingkungan yang menunjang suksesnya bimbingan dengan melalui seperti wawancara, angket, tes psikologis, sosiometri, dan lain sebagainya.3
2.      Metode-metode Bimbingan dan konseling
              Metode dapat dikatakan suatu jalur atau cara yang harus dilalui untuk pencapaian suatu tujuan. Secara umum, ada dua metode dalam bimbingan dan konseling, yaitu pertama, metode bimbingan individual dan bimbingan kelompok. Metode bimbingan kelompok dikenal dengan group guidance sedangkan metode bimbingan individual dikenal dengan individual counseling. Adapun macam-macam metode dalam bimbingan dan konseling yaitu :
a.       Bimbingan Individual
        Melalui metode ini upaya pemberian bantuan diberikan secara individual dan langsung bertatap muka (berkomunikasi) antara pembimbing (konselor ) dengan siswa (klien). Dengan perkataan lain pemberian bantuan diberikan dilakukan melalui hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara (pembimbing) konselor dengan siswa (klien). Masalah – masalah yang dipecahkan melalui teknik konseling, adalah masalah – masalah yang bersifat pribadi.4
           Dalam konseling individual, konselor dituntut untuk mampu bersikap penuh simpati dan empati. Simpati ditunjukan oleh konselor melalui sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh klien (siswa). Sedangkan empari adalah usaha konselor menempatkan diri dalam situasi diri klien dengan segala masalah – masalah yang dihadapinya. Keberhasilan konselor bersimpati dan berempati akan memberikan kepercayaan yang sepenuhnya kepada konselor. Keberhasilan bersimpati dan berempati dari konselor juga akan sangat membantu keberhasilan proses konseling.
        Setidaknya ada tiga cara konseling dalam metode individual yang biasa dilakukan, yaitu 5
1)      Konseling Direktif (Directive counselling)
      Konseling dengan metode ini, dalam prosesnya yang aktif atau yang paling berperan adalah konselor. Dalam praktiknya konselor berusaha mengarahkan klien sesuai dengan masalahnya. Selain itu, konselor juga memberikan saran, anjuran dan nasihat kepada klien secara langsung tanpa melalui perantara apapun.

2)      Konseling Non-Direktif (Non-Directive Counselling)
      Konseling nondirektif dikembangkan berdasarkan teori client centered (Konseling yang berpusat pada klien atau siswa). Dalam praktiknya, konselor hanya menampung pembicaraan dan mengarahkan. Klien atau konseli bebas berbicara tanpa ada paksaan dari siapapun. Metode ini tentu sulit di terapkan untuk siswa yang berkepribadian tertutup (introvet), karena siswa dengan kepribadian tertutup biasanya pendiam akan sulit diajak bicara.
      Dalam metode ini, proses komunikasi (wawancara konseling) terjadi atas kehendak atau inisiatif klien sendiri untuk konsultasi dan dalam prosesnya klien yang berperan lebih aktif.
3)      Konseling Ekletif (Ecletive Counselling)
      Penerapan metode dalam konseling adalah dalam keadaan tertentu konselor menasehati dan mengarahkan konseli (siswa) sesuai dengan masalahnya, dan dalam keadaan yang lain konselor memberikan kebeasan kepada konseli (siswa) untuk berbicara sedangkan konselor mengarahkan saja. Berdasarkan pernyataan diatas, itulah yang disebut metode elektif yaitu penggapungan kedua metode antara metode direktif dan metode nondirektif.
b.      Bimbingan Kelompok
        Cara ini dilakukan untuk membantu siswa (klien) memecahkan masalah melalui kegiatan  kelompok. Masalah yang dipecahkan bersifat kelompok, yaitu yang disarankan bersama oleh kelompok (beberapa orang siswa) atau bersifat individual atau perorangan, yaitu masalah yang disarankan oleh individu (seorang siswa) sebagai anggota kelompok.
        Penyelenggaraan bimbingan kelompok antara lain dimaksudkan untuk mengatasi masalah bersama atau individu yang menghadapi masalah dengan menempatkanya dalaam kehidupan kelompok. Beberapa jenis metode bimbingan kelompok adalah:
        Metode-metode diatas biasanya sering dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dimana terdapat pemimpin kelompok (leader) dan anggota kelompok yang menggunakan dinamika kelompok.

        Adapun beberapa jenis metode kelompok yang dapat diterpakan di kehidupan kelompok, diantaranya :
1)      Program Home Room
      Program ini dilakukan dilakukan di luar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan. Dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban. Tujuan utama program ini adalah agar guru dapat mengenal siswanya secara lebih dekat sehingga dapat membantunya secara efesien dalam bentuk bimbingan kelompok. Dalam praktiknya, guru mengadakan tanya jawab dengan para siswa, menampung pendapat, merencanakan suatu solusi dan sebagainya.
2)      Karyawisata
      Karyawisata dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada objek-objek yang menarik yang berkaitan dengan pelajaran tertentu. Mereka mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Hal ini akan mendorong aktivitas penyesuaian diri, kerjasama, tanggung jawab, kepercayaan diri serta mengembangkan bakat dan cita-cita.
3)      Diskusi kelompok
      Diskusi kelompok merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah. Dalam melakukan diskusi siswa diberi peran-peran tertentu seperti pemimpin diskusi dan notulis dan siswa lain menjadi peserta atau anggota. Dengan demikian akan timbul rasa tanggung jawab dan harga diri.
4)      Organisasi Siswa
      Organisasi siswa khususnya di lingkungan sekolah dan madrasah dapat menjadi salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. melalui organisasi siswa banyak masalah-masalah siswa yang baik sifatnya individual maupun kelompok dapat dipecahkan. Melalui organisasi siswa, para siswa memperoleh kesempatan mengenal berbagai aspek kehidupan sosial. Mengaktifkan siswa dalam organisasi siswa dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan memupuk rasa tanggung jawab serta harga diri siswa.
5)      Sosiodrama dan Psikodrama
      Sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan kelompok. Sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melalui drama. Masalah yang didramakan adalah masalah-masalah sosial. Sedangkan Psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui drama yang berkaitan dengan psikis yang dialami individu. Perbedaannya terletak pada masalah yang dibawakan.
      Pemecahan masalah individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang situasi masalah yang dihadapinya. Dari pementasan peran tersebut kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalah.
6)      Pengajaran Remedial
      Pengajaran remedial (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pembelajaran yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan belajar yang dihadapinya. Pengajaran remedial merupakan salah satu teknik pemberian bimbingan yang dapat dilakukan secara individu maupun kelompok tergantung kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.

C.    Pengertian dan Macam-macam Teknik dalam Bimbingan dan Konseling
1.      Pengertian Teknik dalam bimbingan dan konseling
Teknik adalah suatu cara (kepandaian, pengetahuan dll) untuk membuat atau melakukan sesuatu. Jadi, teknik bimbingan dan konseling adalah suatu cara yang harus digunakan oleh seorang konselor dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling.
2.      Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling
Dalam bimbingan dan konseling tidak hanya memerlukan metode yang tepat dalam menyelesaikan suatu masalah dari klien. Melainkan teknik yang tepat juga sangat diperlukan dalam bimbingan dan konseling. Diperlukannya pembiasaan terhadap macam-macam teknik yang ada dalam praktiknya. Diperlukan ekspreimentasi dan observasi terus-menerus untuk mengembangkan teknik bimbingan dan konseling.
Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan diera ini, diantaranya6 :
a.       Teknik Rapport
Suatu kondisi saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Tujuan utama dari teknik ini adalah untuk menjembatani hubungan antara konselor dengan klien dan masalahnya.
b.      Perilaku Attending
Upaya konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam bentuk perilaku seperti kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Tujuan dari teknik ini adalah memudahkan konselor untuk membuat klien terlibat pembicaraan dan terbuka. Teknik ini mengambarkan bagaimana konselor menerima klien dalam proses konseling agar klien merasa diterima dalam proses konseling.
c.       Teknik Structuring
Proses penetapan batasan oleh konselor tetang hakikat, batas-batas dan tujuan proses konseling pada umumnya dan hubungan tertentu pada khususnya. Teknik ini memberikan kerangka kerja kepada klien dimana secara umum peranan koselor diketahui oleh klien dan ada yang bersifat formal berupa pernyataan konselor untuk menjelaskan dan membatasi konselor.
d.      Empati
Kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan ole klien, merasa dan berfikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati dibangun berdasarkan kesadaran diri. Menurut Daniel Goleman kemampuan berempati adalah kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain ikut berperan dalam pergulata dalam arena kehidupan.
e.       Refleksi Perasaan
Suatu usaha konselor untuk menyatakan dalam bentuk kata-kata yang segar dan sikap yang diperlukan terhadap klien.selain itu refleksi perasaan juga merupakan teknik penengah yang bermanfaat untuk digunakan setelah hubungan permulaan dilakukan dan sebelum pemberi informasi serta tahap interpretasi dimulai.
f.       Teknik Eksplorasi
Ketrampilan konselor untuk menggali perasaan, pengalaman, dan pikiran klien. Eksplorasi memungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan, dan terancam. 
g.      Teknik Paraphrasing
Tujuan paraphrase adalah mengatakan kembali esensi antau inti ungkapan klien. Sering kali klien mengemukakan pikiran, ide, perasaan, pengalaman secara berbelit-belit dan tidak terarah sehingga intinya sulit dipahami.
h.      Teknik Bertanya   
Konselor harus memiliki ketrampilan bertanya karena pada umumnya konselor mengalami kesulitan untuk membuka percakapan dengan klien, karena sulit menduga apa yang dipirkan klien.
i.        Dorongan Minimal
Dalam proses konseling, konselor harus mengupayakan agar klien selalu terlibat dalam pembicaraan. Konselor harus mampu memberikan dorongan minimal kepada klien atau suatu dorongan langsung yang dikatakan dengan klien. Dorongan minimal diberikan kepada klienketika klien menunjukkan tanda-tanda akan mengurangi atau menghentikan pembicaraan atau pada saat klien kurang memusatkan pikirannya.
j.        Interpretasi
Usaha konselor mengulas pikiran, perasaan, dan perilaku atau pengalaman klien berdasarkan atas teori-teori tertentu. Tujuan utama teknik ini adalah untuk memberikan rujukan, pandangan atau tingkah laku klien, agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru.
k.      Teknik Mengarahkan
Proses konseling memerlukan partisipasi secara penuh dari klien dan hal itu harus ada ajakan dan arahan dari konselor. Upaya konselor mengarahkan klien dapat dilakukan dengan menyuruh klien memerankan sesuatu (bermain peran) atau mengkhayalkan sesuatu
l.        Teknik Menyimpulkan Sementara (Summarizing)
Dalam proses konseling, maka setiap periode waktu tertentu konselor bersama klien perlu menyimpulkan pembicaraan agar pembicaraan maju secara bertahap dan arah pembicaraan. Membuat kesimpulan bersama perlu dilakukan agar klien  memiliki pemahaman dan kesadaran bahwa keputusan tentang dirinya menjadi tanggung jawab klien, sedangkan konselor hanya membantu. Tujuan utama menyimpulkan sementara adalah untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah dibicarakan. Selain itu juga untuk meyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap dan meningkatkan kualitas diskusi.
m.    Teknik Lead (Teknik Memimpin)
Konselor harus mampu memimpin arah pembicaraan sehingga tujuan konseling bisa tercapai secara efektif dan efisien. Arti memimpin dalam konseling ada 2 yaitu yang pertama menujukkan keadaan dimana konselor berada didalam atau diluar pikiran klien. Yang kedua yaitu keadaan dimana konselor mengarahkan pikiran klien kepada penerimaan perkataan konselor. Teknik ini bertujuan agar pembicaraan klien tidak menyimpang dari fokus yang dibicarakan dan agar arah pembicaraan terfokus pada tujua konseling.
n.      Teknik Fokus
Konselor yang efektif harus mampu membuat fokus melalui perhatiannya yang terseleksi terhadap pembicaraan dengan klien (wawancara konseling). Ada 4 macam fokus dalam konseling yaitu fokus pada klien, fokus pada orang lain, fokus pada topik dan fokus mengenai budaya.
o.      Teknik Konfrontasi
Suatu teknik yang menantang klien untuk melihat adanya inkonsistensi (tidak konsisten) antara perkataan dengan perbuatan, ide awal dengan ide berikutnya, senyum dengan kepedihan. Tujuan dari teknik ini adalah mendorong klien untuk mengadakan penelitian secara jujur, meningkatkan potensi klien, membawa klien kepada kesadaran adanya diskrepansi (kondisi pertentangan antara harapan seseorang dengan kondisi nyatadi lingkungan.
p.      Teknik Menjernihkan (Clarifying Technic)
Teknik dilakukan oleh konselor dengan mengklarifikasi ucapan-ucapan klien yang tidak jelas, samar-samar, atau agak meragukan. Tujuan dari teknik ini adalah mengundang klien untuk menyatakan pesannya secara jelas, ungkapan kata-kata yang tegas, dan dengan alasan-alasan yang logis. Selain itu tujuan lainnya adalah mengulang dan mengilustrasikan perasaannya.
q.      Memudahkan (Facilitating)
Suatu teknik membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran, dan pengalamannya secara bebas. Melalui teknik ini, komunikasi dan partisipasi meningkat dan proses konseling berjalan secara singkat. 
r.        Teknik Diam
Dalam konseling, diam bukan berarti tidak ada komunikasi melalui perilaku non verbal. Waktu diam sekitar 5-10 detik atau sesuai dengan feeling  konselor. Beberapa Arti/makna diam adalah penolakan/kebingungan klien, klien atau konselor telah mencapai akhir suatu ide dan ragu mengatakan apa yang selanjutnya, kebingungan yang didorong oleh kecemasan/kebencian, klien mengalami perasaa sakit dan tidak siap untuk berbicara. Klien mengharapkan sesuatu dari konselor, klien sedang memikirkan apa yang dikatakan dan klien baru menyadari kembali dari ekspresi emosional yang sebelumnya. Tujuan dari teknik adalah menanti klien yang sedang berfikir, sebagai protes apabila klien berbicara berbelit-belit dan menunjang perilaku dan empati sehingga klien bebaas berbicara.
s.       Mengambil Inisiatif
Pengambilan inisiatif perlu dilakukan oleh konselor ketika klien kurang bersemangat untuk berbicara, lebih sering diamn dan kurang partisipatif. Konselor mengucapkan kata-kata yang mengajak klien untuk berinisiatif dalam menuntaskan diskusi.
t.        Memberi Nasihat
Dalam konselig, pemberian nasihat sebaiknya dilakukan apabila klien memintanya, akan tetapi konselor tetap harus mempertimbangkannya. Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian nasihat adalah aspek kemandirian dalam konseling. Apabila klien masih dinasehati berarti klien belum mandiri. Dalam pemberian nasihat harus tetap dijaga yaitu kemandirian klien tetap tercapai.
u.      Pemberian Informasi
Konselor harus secara jujur mengatakan tidak mengetahui ketika tidak mengetahui suatu informasi sedangkan klien memintanya dan sebaliknya apabila konselor mengetahui, sebaiknya diupayakan agar klien tetap mengusahakannya sendiri.
v.      Merencanakan
Menjelang akhir sesi konseling, konselor harus membantu klien untuk dapat membuat rencana suatu program untuk melakukan suatu tindakan guna memecahkan masalah yang dihadapinya. Rencana yang baik harus merupakan hasil kerja sama antara konselor dengan klien.  
w.    Menyimpulkan
Pada akhir konselig, bersama klien konselor membuat kesimpulan atau konselor membantu klien membuat suatu kesimpulan yang menyangkut bagaimana keadaan perasaan klien saat inni terutama menyangkut kecemasannya akibat masalah yang dihadapinya, memantapkan rencana klien dan pokok-pokok yang akan dibicarakan selanjutnya.
x.      Teknik Mengakhiri (Menutup Sesi Konseling)
Untuk mengakhiri sesi konseling, dapat dilakukan konselor dengan cara mengatakan bahwa waktu sudah habis, merangkum isi pembicaraan, menunjukkan kepada pertemuan yang akan datang (menetapkan jadwal pertemuan sesi berikutnya), mengajak klie berdiri dengan isyarat gerak tangan, menunjukkan catatan-catatan sigkat hasil pembicaraan konseling, dan memberikan tugas-tugas tertentu kepada klien yang relevan dengan pokok pembicaraan apabila diperlukan

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
              Bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli yang memerlukan adanya “pendekatan, metode, dan teknik” bimbingan dan konseling, agar proses konseling antara konselor dan konseli dapat berjalan lancar.
              Di dalam bimbingan dan konseling terdapat beberapa macam pendekatan diantaranya, Pendekatan Non Ilmiah (Non Scientific Approach) yang bersifat tidak objektif tidak berdasarkan kenyataan dan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) yang bersifat objektif.
              Bimbingan dan konseling juga mempunyai beberapa metode yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah oleh konselor terhadap konseli, yaitu: metode dengan Bimbingan Individual yakni bimbingan yang bersifat individu atau secara tatap muka dan metode Bimbingan Kelompok diantaranya : Program home room, karyawisata, kerja kelompok, kegiatan kelompok, organisasi siswa, sosiodrama, psikodrama, dan pengajaran remedial.
              Teknik-teknik dalam bimbingan dan konseling diantaranya teknik rapport, perilaku attending, teknik structuring, empati, teknik eksplorasi, refleksi perasaan, teknik paraphrasing, teknik bertanya, dorongan minimal, interpretasi, teknik mengarahkan (directing), teknik menyimpulkan sementara (summarizing), teknik lead, teknik fokus, teknik konfrontasi, menjernihkan (clarifying), diam sebagai teknik, memudahkan (facilitating), pemberian informasi, memberi nasihat, mengambil inisiatif, merencanakan, menyimpulkan, teknik mengakhiri (menutup sesi konseling) 

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, Cet, ke-2, h. 237
Djumhur., 2003, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung: CV Ilmu),  h.104
Gantina Komalasari & Eka Wahyuni, 2011, Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta: Indeks,),
            h. 55
Sofyan S. Willis., 2004, Konseling Individual (Bandung: Alfabeta.)

Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta : PT. Raja

            Grafindo Persada), Cet ke-5 dan ke-6.

Media Internet


[1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet, ke-2, h. 237
[2] Djumhur., 2003, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung: CV Ilmu),  h.104
[3] Gantina Komalasari & Eka Wahyuni, 2011, Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta: Indeks,), h. 55
[4] Sofyan S. Willis, 2004, Konseling Individual (Bandung: Alfabeta.)
[5] Gantina Komalasari, Eka Wahyuni dkk, 2011 ,Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta Barat : Indeks), hal. 271
      - 283.
[6] Gantina Komalasari, Eka Wahyuni dkk, 2011 ,Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta Barat : Indeks), hal.
      309-326

nafi ahmed write
     


1 comment:

  1. terimakasih banyak atas ilmunya bapak; jazaakallahu khoiran

    ReplyDelete