BAB I
PENDAHULUAN
PENDEKATAN,
METODE DAN TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING
A. LATAR
BELAKANG
Setiap manusia pastinya tidak akan lepas
dari sebuah permasalahan yang mungkin dapat diatasi ataupun yang sulit diatasi.
Pada umumnya, alternatif yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah permaslahan dengan
membicarakannya dengan keluarga, guru, teman, dan ahli agama. Namun tidak semua
orang dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Berdasarkan kondisi tersebut konseling
merupakan pilihan yang efektif untuk mengatasi masalah individu tersebut. Pada
proses konseling , konselor mendengarkan konseli serta bekerja sama dengan
konseli untuk menemukan alternatif yang terbaik untuk memahami dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi konseli. Pada proses tersebutlah konselor
harus bisa menggunakan pendekatan, metode dan teknik yang tepat terhadap
konseli, sehingga bisa mengetahui akar permasalahan dan dapat menyelesaikan
permasalahan konseli tersebut dengan cepat dan tepat dan tanpa menemui hambatan
yang begitu berarti.
Konseling merupakan proses bantuan untuk
mengentaskan masalah yang terbangun dalam suatu hubungan tatap muka antara dua
orang individu (klien yang mengahadapi masalah dengan konselor yang memiliki
kualifikasi yang dipersyaratkan). Bantuan dimaksud diarahkan agar klien mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu tumbuh kembang ke arah yang
dipilihnya, sehingga klien mampu mengembangkan dirinya ke arah peningkatan
kualitas kehidupan sehari-hari yang efektif (effective daily living). Hubungan dalam proses konseling terjadi
dalam suasana profesional dengan menyediakan kondisi yang kondusif bagi
perubahan dan pengembangan diri klien.
Oleh karena itu pemakalah, dalam makalah
ini akan berusaha mengemukakan tentang berbagai macam pendekatan, metode dan
teknik di dalam bimbingan dan konseling.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
pengertian pendekatan, metode, teknik dalam BK??
2.
Apa
saja macam-macam pendekatan, metode, teknik dalam BK?
C.
TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui pengertian pendekatan, metode, dan teknik dalam bimbingan dan
konseling
2.
Untuk
mengetahuimacam-macam pendekatan, metode, dan teknik dalam bimbingan dan
konseling.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendekatan dan Macam-macam Pendekatan dalam Bimbingan dan Konseling.
1.
Pengertian
Pendekatan
Pendekatan
terdiri dari kata dasar dekat yang berarti hal, usaha atau perbuatan mendekati
atau mendekatkan.1 Jadi pendekatan bimbingan dan konseling adalah
suatu usaha yang dilakukan oleh konselor untuk mendekati kliennya sehingga
klien mau menceritakan masalahnya.
2. Macam-macam Pendekatan dalam Bimbingan
dan Konseling
a.
Pendekatan
dalam Bimbingan dan Konseling
Dalam
melaksanakan kegiatan Bimbingan dan Konseling ada beberapa
pendekatan,
antara lain : 2
1)
Pendekatan
Non Ilmiah (Non Scientific Approach)
Pendekatan
Non Ilmiah ini tidak didasarkan atas hal-hal yang obyektif, nyata, dan tidak
dapat diuji oleh pihak lain.
2) Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)
Pendekatan
ini berdasar atas hasil wawancara, hasil penelitian prestasi belajar, hasil
tes, dsb. Jadi, pendekatan ini berdasarkan atas hal-hal yang objektif, tidak
spekulatif, orang lain dapat mengeceknya. Sehingga dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.
B.
Pengertian Metode dan Macam-macam Metode
dalam bimbingan dan konseling
1. Pengertian Metode
Kata
metode berasal dari kata meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan, jadi metode
secara harfiah, adalah “jalan yang harus
dilalui” untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian sesungguhnya dari metode
adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, baik sarana berupa fisik seperti alat peraga, administrasi, dan
pergedungan dimana proses kegiatan bimbingan dan konseling berlangsung dan
bahkan pelaksana metode seperti pembimbing sendiri termasuk metode juga dan
sarana non-fisik seperti kurukulum, contoh, teladan, sikap dan pandangan
pelaksana metode, lingkungan yang menunjang suksesnya bimbingan dengan melalui seperti
wawancara, angket, tes psikologis, sosiometri, dan lain sebagainya.3
2. Metode-metode Bimbingan dan konseling
Metode
dapat dikatakan suatu jalur atau cara yang harus dilalui untuk pencapaian suatu
tujuan. Secara umum, ada dua metode dalam bimbingan dan konseling, yaitu
pertama, metode bimbingan individual dan bimbingan kelompok. Metode bimbingan
kelompok dikenal dengan group guidance
sedangkan metode bimbingan individual dikenal dengan individual counseling. Adapun macam-macam metode dalam bimbingan
dan konseling yaitu :
a. Bimbingan Individual
Melalui
metode ini upaya pemberian bantuan diberikan secara individual dan langsung
bertatap muka (berkomunikasi) antara pembimbing (konselor ) dengan siswa
(klien). Dengan perkataan lain pemberian bantuan diberikan dilakukan melalui
hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata), yang
dilaksanakan dengan wawancara antara (pembimbing) konselor dengan siswa
(klien). Masalah – masalah yang dipecahkan melalui teknik konseling, adalah
masalah – masalah yang bersifat pribadi.4
Dalam konseling individual, konselor
dituntut untuk mampu bersikap penuh simpati dan empati. Simpati ditunjukan oleh
konselor melalui sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh klien
(siswa). Sedangkan empari adalah usaha konselor menempatkan diri dalam situasi
diri klien dengan segala masalah – masalah yang dihadapinya. Keberhasilan
konselor bersimpati dan berempati akan memberikan kepercayaan yang sepenuhnya
kepada konselor. Keberhasilan bersimpati dan berempati dari konselor juga akan
sangat membantu keberhasilan proses konseling.
Setidaknya
ada tiga cara konseling dalam metode individual yang biasa dilakukan, yaitu 5
1) Konseling Direktif (Directive counselling)
Konseling dengan
metode ini, dalam prosesnya yang aktif atau yang paling berperan adalah
konselor. Dalam praktiknya konselor berusaha mengarahkan klien sesuai dengan
masalahnya. Selain itu, konselor juga memberikan saran, anjuran dan nasihat
kepada klien secara langsung tanpa melalui perantara apapun.
2) Konseling Non-Direktif (Non-Directive
Counselling)
Konseling
nondirektif dikembangkan berdasarkan teori client
centered (Konseling yang berpusat pada klien atau siswa). Dalam praktiknya,
konselor hanya menampung pembicaraan dan mengarahkan. Klien atau konseli bebas
berbicara tanpa ada paksaan dari siapapun. Metode ini tentu sulit di terapkan
untuk siswa yang berkepribadian tertutup (introvet), karena siswa dengan kepribadian
tertutup biasanya pendiam akan sulit diajak bicara.
Dalam
metode ini, proses komunikasi (wawancara konseling) terjadi atas kehendak atau
inisiatif klien sendiri untuk konsultasi dan dalam prosesnya klien yang
berperan lebih aktif.
3) Konseling Ekletif (Ecletive Counselling)
Penerapan
metode dalam konseling adalah dalam keadaan tertentu konselor menasehati dan
mengarahkan konseli (siswa) sesuai dengan masalahnya, dan dalam keadaan yang
lain konselor memberikan kebeasan kepada konseli (siswa) untuk berbicara
sedangkan konselor mengarahkan saja. Berdasarkan pernyataan diatas, itulah yang
disebut metode elektif yaitu penggapungan kedua metode antara metode direktif
dan metode nondirektif.
b. Bimbingan Kelompok
Cara
ini dilakukan untuk membantu siswa (klien) memecahkan masalah melalui
kegiatan kelompok. Masalah yang
dipecahkan bersifat kelompok, yaitu yang disarankan bersama oleh kelompok
(beberapa orang siswa) atau bersifat individual atau perorangan, yaitu masalah
yang disarankan oleh individu (seorang siswa) sebagai anggota kelompok.
Penyelenggaraan
bimbingan kelompok antara lain dimaksudkan untuk mengatasi masalah bersama atau
individu yang menghadapi masalah dengan menempatkanya dalaam kehidupan
kelompok. Beberapa jenis metode bimbingan kelompok adalah:
Metode-metode
diatas biasanya sering dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling dimana terdapat pemimpin kelompok (leader)
dan anggota kelompok yang menggunakan dinamika kelompok.
Adapun
beberapa jenis metode kelompok yang dapat diterpakan di kehidupan kelompok,
diantaranya :
1) Program Home Room
Program
ini dilakukan dilakukan di luar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi
sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan
menyenangkan. Dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya
seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban. Tujuan utama program ini
adalah agar guru dapat mengenal siswanya secara lebih dekat sehingga dapat
membantunya secara efesien dalam bentuk bimbingan kelompok. Dalam praktiknya,
guru mengadakan tanya jawab dengan para siswa, menampung pendapat, merencanakan
suatu solusi dan sebagainya.
2) Karyawisata
Karyawisata
dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada objek-objek yang
menarik yang berkaitan dengan pelajaran tertentu. Mereka mendapatkan informasi
yang mereka butuhkan. Hal ini akan mendorong aktivitas penyesuaian diri,
kerjasama, tanggung jawab, kepercayaan diri serta mengembangkan bakat dan
cita-cita.
3) Diskusi kelompok
Diskusi
kelompok merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh kesempatan untuk
memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan
untuk mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah.
Dalam melakukan diskusi siswa diberi peran-peran tertentu seperti pemimpin
diskusi dan notulis dan siswa lain menjadi peserta atau anggota. Dengan
demikian akan timbul rasa tanggung jawab dan harga diri.
4) Organisasi Siswa
Organisasi
siswa khususnya di lingkungan sekolah dan madrasah dapat menjadi salah satu
teknik dalam bimbingan kelompok. melalui organisasi siswa banyak
masalah-masalah siswa yang baik sifatnya individual maupun kelompok dapat
dipecahkan. Melalui organisasi siswa, para siswa memperoleh kesempatan mengenal
berbagai aspek kehidupan sosial. Mengaktifkan siswa dalam organisasi siswa
dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan memupuk rasa tanggung jawab serta
harga diri siswa.
5) Sosiodrama dan Psikodrama
Sosiodrama
dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan kelompok. Sosiodrama
merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melalui drama. Masalah
yang didramakan adalah masalah-masalah sosial. Sedangkan Psikodrama adalah
upaya pemecahan masalah melalui drama yang berkaitan dengan psikis yang dialami
individu. Perbedaannya terletak pada masalah yang dibawakan.
Pemecahan
masalah individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang situasi masalah
yang dihadapinya. Dari pementasan peran tersebut kemudian diadakan diskusi
mengenai cara-cara pemecahan masalah.
6) Pengajaran Remedial
Pengajaran
remedial (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pembelajaran yang diberikan
kepada seorang atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan belajar yang
dihadapinya. Pengajaran remedial merupakan salah satu teknik pemberian
bimbingan yang dapat dilakukan secara individu maupun kelompok tergantung
kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.
C. Pengertian
dan Macam-macam Teknik dalam Bimbingan dan Konseling
1.
Pengertian
Teknik dalam bimbingan dan konseling
Teknik adalah
suatu cara (kepandaian, pengetahuan dll) untuk membuat atau melakukan sesuatu.
Jadi, teknik bimbingan dan konseling adalah suatu cara yang harus digunakan
oleh seorang konselor dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling.
2.
Teknik-Teknik
Bimbingan dan Konseling
Dalam bimbingan
dan konseling tidak hanya memerlukan metode yang tepat dalam menyelesaikan
suatu masalah dari klien. Melainkan teknik yang tepat juga sangat diperlukan
dalam bimbingan dan konseling. Diperlukannya pembiasaan terhadap macam-macam
teknik yang ada dalam praktiknya. Diperlukan ekspreimentasi dan observasi
terus-menerus untuk mengembangkan teknik bimbingan dan konseling.
Ada beberapa
teknik yang dapat dilakukan diera ini, diantaranya6 :
a.
Teknik
Rapport
Suatu kondisi saling memahami dan mengenal tujuan bersama.
Tujuan utama dari teknik ini adalah untuk menjembatani hubungan antara konselor
dengan klien dan masalahnya.
b.
Perilaku
Attending
Upaya konselor menghampiri klien yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku seperti kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan.
Tujuan dari teknik ini adalah memudahkan konselor untuk membuat klien terlibat
pembicaraan dan terbuka. Teknik ini mengambarkan bagaimana konselor menerima
klien dalam proses konseling agar klien merasa diterima dalam proses konseling.
c.
Teknik
Structuring
Proses penetapan batasan oleh konselor tetang
hakikat, batas-batas dan tujuan proses konseling pada umumnya dan hubungan
tertentu pada khususnya. Teknik ini memberikan kerangka kerja kepada klien
dimana secara umum peranan koselor diketahui oleh klien dan ada yang bersifat
formal berupa pernyataan konselor untuk menjelaskan dan membatasi konselor.
d.
Empati
Kemampuan konselor untuk merasakan apa yang
dirasakan ole klien, merasa dan berfikir bersama klien dan bukan untuk atau
tentang klien. Empati dibangun berdasarkan kesadaran diri. Menurut Daniel
Goleman kemampuan berempati adalah kemampuan untuk mengetahui bagaimana
perasaan orang lain ikut berperan dalam pergulata dalam arena kehidupan.
e.
Refleksi
Perasaan
Suatu usaha konselor untuk menyatakan dalam bentuk
kata-kata yang segar dan sikap yang diperlukan terhadap klien.selain itu
refleksi perasaan juga merupakan teknik penengah yang bermanfaat untuk
digunakan setelah hubungan permulaan dilakukan dan sebelum pemberi informasi
serta tahap interpretasi dimulai.
f.
Teknik
Eksplorasi
Ketrampilan konselor untuk menggali perasaan,
pengalaman, dan pikiran klien. Eksplorasi memungkinkan klien untuk bebas
berbicara tanpa rasa takut, tertekan, dan terancam.
g.
Teknik
Paraphrasing
Tujuan paraphrase adalah mengatakan kembali esensi
antau inti ungkapan klien. Sering kali klien mengemukakan pikiran, ide,
perasaan, pengalaman secara berbelit-belit dan tidak terarah sehingga intinya
sulit dipahami.
h.
Teknik
Bertanya
Konselor harus memiliki ketrampilan bertanya karena
pada umumnya konselor mengalami kesulitan untuk membuka percakapan dengan
klien, karena sulit menduga apa yang dipirkan klien.
i.
Dorongan
Minimal
Dalam proses konseling, konselor harus mengupayakan
agar klien selalu terlibat dalam pembicaraan. Konselor harus mampu memberikan
dorongan minimal kepada klien atau suatu dorongan langsung yang dikatakan
dengan klien. Dorongan minimal diberikan kepada klienketika klien menunjukkan
tanda-tanda akan mengurangi atau menghentikan pembicaraan atau pada saat klien
kurang memusatkan pikirannya.
j.
Interpretasi
Usaha konselor mengulas pikiran, perasaan, dan
perilaku atau pengalaman klien berdasarkan atas teori-teori tertentu. Tujuan
utama teknik ini adalah untuk memberikan rujukan, pandangan atau tingkah laku
klien, agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan
baru.
k.
Teknik
Mengarahkan
Proses konseling memerlukan partisipasi secara penuh
dari klien dan hal itu harus ada ajakan dan arahan dari konselor. Upaya
konselor mengarahkan klien dapat dilakukan dengan menyuruh klien memerankan
sesuatu (bermain peran) atau mengkhayalkan sesuatu
l.
Teknik
Menyimpulkan Sementara (Summarizing)
Dalam proses konseling, maka setiap periode waktu
tertentu konselor bersama klien perlu menyimpulkan pembicaraan agar pembicaraan
maju secara bertahap dan arah pembicaraan. Membuat kesimpulan bersama perlu
dilakukan agar klien memiliki pemahaman
dan kesadaran bahwa keputusan tentang dirinya menjadi tanggung jawab klien, sedangkan
konselor hanya membantu. Tujuan utama menyimpulkan sementara adalah untuk
memberikan kesempatan kepada klien untuk mengambil kilas balik dari hal-hal
yang telah dibicarakan. Selain itu juga untuk meyimpulkan kemajuan hasil
pembicaraan secara bertahap dan meningkatkan kualitas diskusi.
m.
Teknik
Lead (Teknik Memimpin)
Konselor harus mampu memimpin arah pembicaraan
sehingga tujuan konseling bisa tercapai secara efektif dan efisien. Arti
memimpin dalam konseling ada 2 yaitu yang pertama menujukkan keadaan dimana
konselor berada didalam atau diluar pikiran klien. Yang kedua yaitu keadaan
dimana konselor mengarahkan pikiran klien kepada penerimaan perkataan konselor.
Teknik ini bertujuan agar pembicaraan klien tidak menyimpang dari fokus yang
dibicarakan dan agar arah pembicaraan terfokus pada tujua konseling.
n.
Teknik
Fokus
Konselor yang efektif harus mampu membuat fokus
melalui perhatiannya yang terseleksi terhadap pembicaraan dengan klien (wawancara
konseling). Ada 4 macam fokus dalam konseling yaitu fokus pada klien, fokus
pada orang lain, fokus pada topik dan fokus mengenai budaya.
o.
Teknik
Konfrontasi
Suatu teknik yang menantang klien untuk melihat
adanya inkonsistensi (tidak konsisten) antara perkataan dengan perbuatan, ide
awal dengan ide berikutnya, senyum dengan kepedihan. Tujuan dari teknik ini
adalah mendorong klien untuk mengadakan penelitian secara jujur, meningkatkan
potensi klien, membawa klien kepada kesadaran adanya diskrepansi (kondisi
pertentangan antara harapan seseorang dengan kondisi nyatadi lingkungan.
p.
Teknik
Menjernihkan (Clarifying Technic)
Teknik dilakukan oleh konselor dengan
mengklarifikasi ucapan-ucapan klien yang tidak jelas, samar-samar, atau agak
meragukan. Tujuan dari teknik ini adalah mengundang klien untuk menyatakan
pesannya secara jelas, ungkapan kata-kata yang tegas, dan dengan alasan-alasan
yang logis. Selain itu tujuan lainnya adalah mengulang dan mengilustrasikan
perasaannya.
q.
Memudahkan
(Facilitating)
Suatu teknik membuka komunikasi agar klien dengan
mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran, dan
pengalamannya secara bebas. Melalui teknik ini, komunikasi dan partisipasi
meningkat dan proses konseling berjalan secara singkat.
r.
Teknik
Diam
Dalam konseling, diam bukan berarti tidak ada
komunikasi melalui perilaku non verbal. Waktu diam sekitar 5-10 detik atau
sesuai dengan feeling konselor. Beberapa
Arti/makna diam adalah penolakan/kebingungan klien, klien atau konselor telah
mencapai akhir suatu ide dan ragu mengatakan apa yang selanjutnya, kebingungan
yang didorong oleh kecemasan/kebencian, klien mengalami perasaa sakit dan tidak
siap untuk berbicara. Klien mengharapkan sesuatu dari konselor, klien sedang
memikirkan apa yang dikatakan dan klien baru menyadari kembali dari ekspresi
emosional yang sebelumnya. Tujuan dari teknik adalah menanti klien yang sedang
berfikir, sebagai protes apabila klien berbicara berbelit-belit dan menunjang
perilaku dan empati sehingga klien bebaas berbicara.
s.
Mengambil
Inisiatif
Pengambilan inisiatif perlu dilakukan oleh konselor
ketika klien kurang bersemangat untuk berbicara, lebih sering diamn dan kurang
partisipatif. Konselor mengucapkan kata-kata yang mengajak klien untuk
berinisiatif dalam menuntaskan diskusi.
t.
Memberi
Nasihat
Dalam konselig, pemberian nasihat sebaiknya
dilakukan apabila klien memintanya, akan tetapi konselor tetap harus
mempertimbangkannya. Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian nasihat adalah
aspek kemandirian dalam konseling. Apabila klien masih dinasehati berarti klien
belum mandiri. Dalam pemberian nasihat harus tetap dijaga yaitu kemandirian
klien tetap tercapai.
u.
Pemberian
Informasi
Konselor harus secara jujur mengatakan tidak
mengetahui ketika tidak mengetahui suatu informasi sedangkan klien memintanya
dan sebaliknya apabila konselor mengetahui, sebaiknya diupayakan agar klien
tetap mengusahakannya sendiri.
v.
Merencanakan
Menjelang akhir sesi konseling, konselor harus
membantu klien untuk dapat membuat rencana suatu program untuk melakukan suatu
tindakan guna memecahkan masalah yang dihadapinya. Rencana yang baik harus
merupakan hasil kerja sama antara konselor dengan klien.
w.
Menyimpulkan
Pada akhir konselig, bersama klien konselor membuat
kesimpulan atau konselor membantu klien membuat suatu kesimpulan yang
menyangkut bagaimana keadaan perasaan klien saat inni terutama menyangkut
kecemasannya akibat masalah yang dihadapinya, memantapkan rencana klien dan
pokok-pokok yang akan dibicarakan selanjutnya.
x.
Teknik
Mengakhiri (Menutup Sesi Konseling)
Untuk mengakhiri sesi konseling, dapat dilakukan
konselor dengan cara mengatakan bahwa waktu sudah habis, merangkum isi
pembicaraan, menunjukkan kepada pertemuan yang akan datang (menetapkan jadwal
pertemuan sesi berikutnya), mengajak klie berdiri dengan isyarat gerak tangan,
menunjukkan catatan-catatan sigkat hasil pembicaraan konseling, dan memberikan
tugas-tugas tertentu kepada klien yang relevan dengan pokok pembicaraan apabila
diperlukan
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli yang memerlukan
adanya “pendekatan, metode, dan teknik”
bimbingan dan konseling, agar proses konseling antara konselor dan konseli
dapat berjalan lancar.
Di dalam bimbingan dan konseling
terdapat beberapa macam pendekatan diantaranya, Pendekatan Non Ilmiah (Non Scientific Approach) yang bersifat
tidak objektif tidak berdasarkan kenyataan dan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) yang bersifat
objektif.
Bimbingan dan konseling juga
mempunyai beberapa metode yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah oleh
konselor terhadap konseli, yaitu: metode dengan Bimbingan Individual yakni
bimbingan yang bersifat individu atau secara tatap muka dan metode Bimbingan
Kelompok diantaranya : Program home room, karyawisata, kerja kelompok, kegiatan
kelompok, organisasi siswa, sosiodrama, psikodrama, dan pengajaran remedial.
Teknik-teknik dalam bimbingan dan
konseling diantaranya teknik rapport, perilaku attending, teknik structuring, empati,
teknik eksplorasi, refleksi perasaan, teknik paraphrasing, teknik bertanya, dorongan
minimal, interpretasi, teknik mengarahkan (directing), teknik menyimpulkan
sementara (summarizing), teknik lead, teknik fokus, teknik konfrontasi, menjernihkan
(clarifying), diam sebagai teknik, memudahkan (facilitating), pemberian
informasi, memberi nasihat, mengambil inisiatif, merencanakan, menyimpulkan, teknik
mengakhiri (menutup sesi konseling)
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1999, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai
Pustaka, Cet, ke-2, h. 237
Djumhur.,
2003, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah
(Bandung: CV Ilmu), h.104
Gantina
Komalasari & Eka Wahyuni, 2011, Teori
dan Teknik Konseling, (Jakarta: Indeks,),
h. 55
Sofyan
S. Willis., 2004, Konseling Individual
(Bandung: Alfabeta.)
Tohirin,
2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah
dan Madrasah, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada), Cet ke-5 dan
ke-6.
Media
Internet
[1]
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999,
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, Cet, ke-2, h. 237
[2]
Djumhur., 2003, Bimbingan dan Penyuluhan
di Sekolah (Bandung: CV Ilmu), h.104
[3]
Gantina Komalasari & Eka Wahyuni, 2011, Teori
dan Teknik Konseling, (Jakarta: Indeks,), h. 55
[4]
Sofyan S. Willis, 2004, Konseling
Individual (Bandung: Alfabeta.)
[5]
Gantina Komalasari, Eka Wahyuni dkk, 2011 ,Teori
dan Teknik Konseling, (Jakarta Barat : Indeks), hal. 271
- 283.
[6]
Gantina Komalasari, Eka Wahyuni dkk, 2011 ,Teori
dan Teknik Konseling, (Jakarta Barat : Indeks), hal.
309-326
nafi ahmed write
terimakasih banyak atas ilmunya bapak; jazaakallahu khoiran
ReplyDelete