BAB I
PENDAHULUAN
DATA DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
A.
Latar Belakang
Prayitno dan Amti (2013) menyebutkan bahwa
tujuan umum bimbingan konseling adalah “untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimiliknya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya),
berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan,
status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntuntan positif lingkungannya.”
Dalam mencapai tujuan tersebut, para konselor menggunakan berbagai pendekatan,
salah satunya pendekatan ilmiah. Pendekatan ini harus berdasar pada hal-hal
objektif, tidak spekulatif, dan dapat dicek atau dibuktikan oleh orang lain
(Walgito, 2004). Oleh sebab itu, layanan bimbingan dan konseling membutuhkan
data-data yang relevan untuk menjamin keabsahan dan keilmiahan aktivitasnya
sehingga informasi-informasi yang disampikan dalam layanan bimbingan dan
konseling dapat dipertangunggjawabkan. Lebih lanjut, Walgito (2004) menyebutkan
bahwa layanan bimbingan konseling yang baik akan terwujud setelah data individu
yang akan dibimbing terkumpul.
Berangkat dari hal di atas, penulis akan
memaparkan hal-hal yang terkait dengan data dalam layanan bimbingan dan
konseling, yang meliputi pengertian data, jenis-jenis data yang ada dalam BK
serta teknik mengumpulkan data-data tersebut, dan manfaat data-data dalam
layanan BK. Semua pemaparan tersebut dituangkan dalam makalah berjudul “DATA
DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING”.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis
merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, sebagai
berikut:
1.
Apa
pengertian data?
2.
Apa
saja jenis-jenis data yang ada dalam layanan bimbingan dan konseling?
3.
Teknik-teknik
apa saja yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dalam layanan bimbingan
dan konseling?
4.
Apa
manfaat data dalam layanan bimbingan dan konseling?
C.
Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1.
Memaparkan
pengertian data
2.
Menunjukkan
jenis-jenis data dalam layanan bimbingan dan konseling
3.
Menunjukkan
teknik-teknik pengumpulan data dalam layanan bimbingan dan kosneling
4.
Menjelaskan
manfaat data dalam layanan bimbingan dan konseling
D.
Manfaat
Penulis berharap makalah ini dapat
digunakan sebagai sumber informasi tentang data yang ada dalam layanan
bimbingan konseling bagi pembaca. Selain itu, penulis berharap makalah ini
dapat digunakan mahasiswa yang sedang belajar dasar-dasar bimbingan dan
konseling sebagai bahan penunjang pembelajaran mereka.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Data
Data adalah kumpulan informasi yang
diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat
(Pengertian Ahli, 2013). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi online,
data diartikan sebagai keterangan yang benar dan nyata, dan sebagai keterangan
atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan).
Data merupakan informasi atau keterangan yang sifatnya benar dan nyata dan
diperoleh dari suatu pengamatan. Implikasinya, data harus sesuai dengan
kenyataan sesungguhnya. Data yang baik harus terjamin kebenarnya (reliable),
tepat waktu dan mampu memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh dari suatu
masalah atau keadaan atau objek. Data yang baik digunakan sebagai bahan
analisis dan penarikan kesimpulan. Oleh sebab itu, data yang tidak baik tidak
dapat digunakan sebagai bahan analisis dan penarikan kesimpulan.
Data dalam layanan bimbingan dan konseling
haruslah terjamin kebenarnya, karena layaknya data pada umumnya, data dalam
layanan bimbingan dan konseling akan dianalisis untuk kepentingan layanan. Data
dalam layanan bimbingan dan konseling juga didapatkan dengan salah satu caranya
pengamatan. Selain itu, data diperoleh menggunakan berbagai teknik yang akan
dijelaskan di bagian selanjutnya.
B.
Jenis-Jenis Data dalam Layanan BK
Layanan Bimbingan dan Konseling mengunakan
beberapa jenis data. Data-data tersebut berkaitan dengan siswa, lingkungan sekolah,
dan instansi-instansi di luar sekolah. Berikut ini adalah pemamparan beberapa
jenis data yang dikemukakan oleh para ahli.
Jenis-jenis data menurut Tohirin (2014)
dibagi menjadi dua yaitu:
1.
Data
psikologis
Data psikologis berkaitan dengan hal-hal kejiwaan dari siswa. Data ini
meliputi data kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup,
dan sifat-sifat kepribadian.
2.
Data
sosial
Segala data yang berkaitan dengan kehidupan sosial siswa termasuk dalam
data sosial. Data ini meliputi latar belakang keluarga siswa, status sosial
siswa di sekolah, dan lingkungan sosial siswa.
Prayitno dan Amti (2013) mengkategorikan data
menjadi dua jenis, yaitu: data pribadi dan data umum. Selanjutnya, mereka
menyebutkan jenis data ketiga yaitu data kelompok, dan mereka mengganggap data
kelompok sebagai bagian dari data umum karena sifat umum dari data kelompok.
1.
Data
pribadi
Data pribadi merupakan data yang berkaitan dengan seorang individu atau
siswa. Data pribadi harus dijaga kerahasiaannya agar tidak dapat digunakan oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan agar privasi siswa dapat terjaga. Data
pribadi perlu diperbarui setiap tahunnya karena data selalu berubah (bersifat
dinamis). Data pribadi siswa bersumber dari siswa yang bersangkutan. Data ini
mencakup beberapa hal yaitu:
a.
Identitas
pribadi: termasuk nama, gelar atau nama panggilan, tempat dan tanggal lahir,
alamat, kewarganegaraan, agama;
b.
Latar
belakang rumah dan keluarga
c.
Kemampuan
mental, bakat dan kondisi kepribadian
d.
Sejarah
pendidikan, hasil belajar, nilai-nilai mata pelajaran
e.
Hasil
tes diagnostik: berupa data-data kelebihan dan kekurang siswa dalam mata
pelajaran atau subjek lain misalnya sikap.
f.
Sejarah
kesehatan
g.
Pengalaman
ekstrakulikuler dan kegiatan di luar sekolah
h.
Minat
dan cita-cita pendidikan dan pekerjaan/jabatan
i.
Prestasi
khusus yang pernah diperoleh
Data pribadi siswa yang telah didperoleh,
kemudian, dapat dihimpun dalam bentuk kartu pribadi siswa.
2.
Data
umum
Data umum adalah data yang menyangkut berbagai informasi dan berbagai hal
tentang “lingkungan yang lebih luas”. Lingkungan yang lebih luas yang dimaksud
adalah lembaga-lembaga di luar sekolah yang dapat dimanfaatkan siswa untuk
menunjang potensinya. Data-data umum biasanya dipakai untuk layanan orientasi
dan informasi, penempatan dan penyaluran. Data umum meliputi informasi
pendidikan/jabatan, artikel tentang pendidikan dan jabatan, pengumuman mengenai
penerimaan program pendidikan/latihan atau jabatan/pekerjaan tertentu. Sumber
data-data umum adalah lembaga pendidikan dan industri atau kantor yang
bersangkutan. Data umum biasanya berbentuk buku, kumpulan leaflet, klipping,
dan sebagainya.
3.
Data
kelompok
Data kelompok adalah data tentang berbagai aspek perkembangan dan kehidupan
sejumlah siswa atau individu. Data ini meliputi data hubungan sosial antar
individu, sebaran prestasi belajar, kondisi kebersamaan dan kerja sama dalam
kelompok, dan lain-lain. Data kelompok bersumber dari siswa. Data kelompok
dapat ditulis dalam bentuk diagram, sosiogram, tabel, dan lain-lain.
C.
Teknik Pengumpulan Data dalam Layanan BK
Data-data dalam layanan BK dikumpulkan
melalui berbagai teknik. Teknik-teknik tersebut digunakan sesuai dengan
kepentingan data yang akan dihimpun. Setiap teknik memiliki instrumen
tersendiri yang mencirikan teknik tersebut. Pada bagian ini, penulis hanya akan
menunjukkan beberapa teknik dan instrumennya secara singkat.
Secara garis besar, teknik pengumpulan
data dalam layanan bimbingan dan konseling dibedakan menjadi dua, yaitu teknik
tes dan teknik non-tes. Teknik tes biasanya menggunakan instrumen yang sudah
terstandarisasi dalam hal cara penyelenggaraannya, cara pemeriksaannya, dan
cara menafsirkannya. Sementara itu, teknik non-tes lebih fleksibel dalam hal
penyelenggaraan, pemeriksaan dan penafsiranya.
1.
Teknik
tes
Tes merupakan prosedur untuk mengungkapkan tingkah laku seseorang dan
menggambarkanna dalam bentuk skala angka atau klasifikasi tertentu (Cronbach,
1970 dalam Prayitno dan Amit, 2013). Teknik ini menggunakan
pertanyaan-pertanyaan, baik lisan dan tertulis, atau tugas-tugas yang harus
diselesaikan oleh orang yang dites (Prayitno dan Amit, 2013; Walgito, 2004).
Pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas tersebut disusun menjadi sebuah
instrumen yang terstandarisasi dan memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.
Tohirin (2014) menguraikan instrumen terstandarisasi berarti instrumen ini
memiliki keseragaman dalam cara penyelenggaraan, cara pemeriksaan dan cara
penafsirannya. Selanjutnya, dia menjelaskan tes harus memiliki validitas, yaitu
ada kesesuian antara apa yang diukur dalam tes dengan aspek yang direncanakan
untuk diukur, dan reliabiitas, yaitu ada keajegan dalam hasil yang diperoleh
apabila seseorang mengerjakan suatu tes pada waktu yang berlainan.
Ada bermacam-macam tes untuk mengumpulkan data tentang siswa. Umumnya, tes
digunakan untuk mengumpulkan data pribadi siswa yang berupa kemampuan potensial
atau kemampuan dasar, seperti kecerdasan, bakat, minat dan sebagainya, serta
untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa (Diones Aliaski Blog). Berikut
beberapa tes yang digunakan dalam layanan bimbingan dan konseling:
a.
Tes
hasil belajar (achievement test)
Tes ini digunakan untuk mengukur apa yang telah dipelajari oleh siswa di
berbagai mata pelajaran. Tes kompetensi, tes untuk mengukur pencapaian
kompetensi siswa, dan tes diagnostik, tes untuk mengukur kelebihan dan
kelemahan siswa serta penyebab-penyebab kesulitan yang di alami siswa,
merupakan contoh tes hasil belajar.
b.
Tes bakat
dan tes minat
Tes ini digunakan untuk mengungkapkan bakat yang dimiliki individu dan
minatnya. Tes ini penting dalam layanan bimbingan dan konseling karena dengan
tes ini konselor dapat mengarahkan dan menempatkan siswa ke jurusan yang tepat
sesuai bakat dan minatnya.
c.
Tes
kepribadian
Tes ini digunakan untuk mengukur ciri-ciri kepribadian tertentu pada siswa
seperti karakter, tempramen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental,
relasi sosial dengan orang lain dan bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan
kesukaran dalam penyesuaian diri. Personality inventory adalah salah satu tes
kepribadian. Ada pula tes proyeksi yang digunakan untuk mengukur sifat-sifat
kepribadian melalui reaksi-reaksi terhadap suatu kisah, gambaran, atau suatu
kata. Test Rorschach (Ro) dan TAT (Thematic Apperception Test) adalah contoh
tes proyeksi.
d.
Tes
intelegensi
Sesuai
dengan namanya, tes intelegensi digunakan untuk mengungkapkan tingkat
intelegensi atau kecerdasan seseorang. Contoh-contoh tes intelegensi adalah Tes
Binet, Test Weschsler, SPM, balok (Kohsblock), dan AGCT.
2.
Teknik
non-tes
Teknik lain-lain untuk mengumpulkan data disamping teknik tes digolongkan
ke dalam teknik non-tes. Teknik ini umumnya digunakan untuk menghimpun
data-data tentang tingkah laku, sikap, minat, perhatian, karakteristik, dan
lain-lain (Diones Aliaski Blog). Teknik tes dan non-tes bekerja saling
melengkapi dan terkadang data yang sama dapat dikumpulkan melalui dua teknik
ini.
Berikut adalah beberapa teknik non-tes beserta deskripsi singkatnya:
a.
Angket/
kuesioner
Angket/kuesioner memuat beberapa pertanyaan yang harus dijawab siswa secara
tertulis. Berdasarkan orang yang mengisi, angket dibedakan menjadi 2, yaitu
angket langsung (apabila yang mengisi siswa) dan angket tidak langsung (apabila
yang mengisi orang lain, misalnya orang tua siswa) (Tohirin, 2014).
b.
Wawancara
Teknik wawancara mengharuskan siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan secara
lisan. Teknik ini menuntut komunikasi langsung, sehingga konselor dan siswa
harus bertatap muka.
c.
Observasi
Teknik
ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara saksama baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap berbagai aktivitas siswa di lingkungan sekolah
maupun di luar lingkungan sekolah termasuk di rumah (Tohirin, 2014). Observasi
dapat dilakukan dalam dua cara. Pertama pengobservasi ikut telibat dalam
aktivitas siswa, sehingga siswa tidak merasa sedang diawasi ketika
beraktivitas. Kedua, pengamat tidak ikut terlibat dalam aktivitas siswa.
d.
Otobiografi
Teknik ini mengharuskan siswa menulis biografi/riwayat kehidupan dirinya
sendiri. Kemudian, data didapat dari hasil tulisan tersebut. Untuk mempermudah,
siswa dapat disuruh untuk menulis catatan harian atau membuat karangan mengenai
dirinya.
e.
Catatan
Anekdot
Catatan anekdot merupakan laporan singkat tentang berbagai kejadian atau
perilaku tentang siswa dan memuat deskripsi objektif tentang perilaku siswa
pada saat tertentu (Tohirin, 2014). Catatan anekdot ditulis apabila ada
kejadian-kejadian tertentu yang melibatkan siswa atau sekelompok siswa, misal
tawuran, pencurian, bolos sekolah, dan lain-lain.
f.
Sosiometri
Sosiometri
merupakan teknik untuk mengumpulkan data tentang hubungan-hubungan sosial dan
tingkah laku sosial siswa. Data yang diperoleh dari teknik ini adalah data
tentang susunan hubungan antar siswa, struktur hubungan siswa, dan arah
hubungan sosial.
D.
Manfaat Data dalam Layanan BK
Menurut Winkel dan Hastuti, data dalam
layanan bimbingan dan konseling memiliki 4 manfaat yang akan menunjang layanan
bimbingan dan konseling. Winkel dan Hastuti (2010) membagi keempat manfaat
tersebut menjadi dua, yaitu manfaat untuk konselor dan manfaat untuk konseli
(klien). Keempat manfaat itu sebagai berikut:
Untuk konselor
1.
Data
dapat digunakan untuk mengetahui apakah kompetensi konselor mampu dan cukup
berwenang dalam memberikan pelayanan kepada konseli dengan inti permasalahan
yang telah diketahui.
2.
Data
digunakan sebagai sarana memperoleh informasi lebih dalam serta lebih lengkap
tentang berbagai aspek dari pribadi konseli, sehingga konselor diharapakan
dapat memberikan layanan yang optimal.
Untuk konseli (klien)
3.
Data
dapat membantu konseli menentukan suatu program pendidikan maupun karir yang
sesuai dengan potensi dan minat yang dimiliki.
4.
Data
dapat membantu konseli memahami diri sendiri dan melakukan evaluasi diri
sehingga diharapkan konseli dapat mencapai perkembangan yang optimal dan sesuai
dengan bakat dan minat yang dimiliki.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Data dalam layanan bimbingan dan konseling
sangat penting kedudukannya, karena data-data, dengan berbagai jenisnya, yang
diperoleh melalui berbagai teknik memiliki manfaat bagi konselor dan siswa
sendiri. Jenis data dalam layanan bimbingan dibedakan menjadi dua yaitu data
psikologis dan data sosial (Tohirin, 2014). Data dapat pula dibedakan menjadi
data pribadi, data umum, dan data kelompok (Prayitno dan Amit, 2013). Pengumpulan
data dapat dilakukan melalui berbagai teknik, yang secara garis besar dibedakan
menjadi 2 yaitu teknik tes dan non-tes. Teknik non-tes meliputi angket,
wawancara, observasi, otobiografi, catatan anekdot, sosiometri, dan lain-lain.
Selanjutnya, data dapat membatu konselor untuk memberikan layanan yang lebih
baik, dan dapat membantu siswa untuk mengatasi masalah dan memilih jurusan atau
karir yang sesuai dengan bakat dan minta mereka.
B.
Saran
Mengingat pentingnya data dalam layanan
bimbingan dan konseling, penulis menyarankan kepada diri penulis sendiri dan
kepada pembaca untuk mendalami materi ini, terutama di bagian teknik-teknik
pengumpulan data. Penulis meyakini bahwa penguasaan yang baik pada teknik
pengumpulan data akan menghasilkan data-data yang sangat reliable dan baik
sehingga dapat digunakan sebagai bahan analisis dan penarikan kesimpulan yang
sangat terpercaya.
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno & Amti, E. (2013). Dasar-dasar bimbingan dan konseling
(cet. 3). Jakarta: Rineka Cipta.
Tohirin. (2014). Bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah (berbasis integrasi)
(ed. revisi, cet. 6). Jakarta: Rajawali Pers.
Walgito, B. (2004). Bimbingan & konseling (studi dan karir) (ed. 5). Yogjakarta: Penerbit
Andi.
Winkel, W. S., & Hastuti, M. M. S.
(2010). Bimbingan dan konseling di
institusi pendidikan. Yogjakarta: Media Abadi.
nafi ahmed write
Best ways to play roulette with a casino bonus
ReplyDeleteHow to play roulette? Roulette 속초 출장마사지 is one of the most 제천 출장마사지 popular 창원 출장샵 ways to find 속초 출장안마 and play casino games on the internet. This is one 삼척 출장샵 of the easiest